Jangan Takut Anak-Anak Sekolah Tahfidz

Anak saya yang pertama (kakaknya Aisyah Salma) selepas SD langsung masuk Pesantren, selesai MTS (SMP) tidak lanjut ke MA (SMA), tapi saya masukkan lembaga Tahfidz Qur'an di Mega Mendung Puncak, Bogor dan Alhamdulillah kurang lebih 1 tahun sudah hafal 30 juz.


Kemudian lanjut pendalaman ilmu agama dan berusaha meraih sanad Al Qur'an dengan bimbingan syekh dari Yaman di lembaga tersebut. Alhamdulillah dia lolos untuk ikut ujian tahfidz Al Qur'an 30 juz di Makkah selama sebulan. Dan akhirnya meraih ijazah tahfidz Qur'an dari Universitas Ummul Quro Makkah.

Setelah kurang lebih 2,5 tahun lulus MTS (SMP), baru saya sadar bahwa anak saya butuh ijazah setingkat SMA untuk bisa kuliah. Singkat kata, alhamdulillah ada sekolahan di Ciawi yang mau membantu menyertakan anak saya ikut ujian di MA tersebut. Sekitar 4 bulan sebelum UN dan ujian akhir, anak saya sempat mengikuti bimbingan khusus di sekolah tersebut dan 3 kali Try Out.

Ajaib. Masya Allah. Benar-benar keajaiban dari Allah. Setiap ikut Try Out, anak saya selalu meraih ranking 2. Dan yang lebih ajaib serta sangat mengharukan saya, ternyata hasil UN-nya ranking 2 juga... Padahal dia tidak sekolah formal selama SMA dan hanya ikut beberapa kali bimbingan, plus 3 kali Try Out. Masya Allah tabarakallah walhamdulillah.

Saat itulah kami sekeluarga sangat meyakini keberkahan dari Al Qur'an yang mampu mencerdaskan para penghafalnya dengan ijin Allah.

Kemudahan-kemudahan dan keberkahan berikutnya. Selepas MA tahun 2014, anak saya langsung mendaftar ke beberapa perguruan tinggi di Saudi, Sudan, Yaman, dan LIPIA. Alhamdulillah dia diterima di LIPIA dan langsung kuliah. Baru berjalan 3 bulan, dia diterima di Yaman dan akhirnya berangkat ke Yaman. Baru berjalan kuliah 2 bulan di Yaman, meletuslah perang di Yaman, akhirnya dia hanya bertahan 6 bulan dan kembali ke Indonesia. Setelah itu anak saya menyatakan hanya mau kuliah di negara Arab jika diterima di Universitas Islam Madinah.

Kemudian dia diterima di Sudan, tapi tetap menunggu Madinah. Sambil menunggu, dia ditawari kuliah di Jerman karena memiliki ijazah hafidz qur'an dari Makkah, dan sambil mengisi waktu dia menerima tawaran untuk mengikuti kursus bahasa Jerman untuk persiapan kuliah di Jerman. Ternyata setelah 5 bulan dia dinyatakan sudah masuk kualifikasi untuk bisa kuliah di Jerman, dan akhirnya menerima tawaran untuk kuliah di Jerman dan mulai mengurus persiapan administrasi termasuk menyerahkan passport.

Pimpinan lembaga Jerman tersebut sangat meyakini bahwa para penghafal Qur'an akan sukses belajar di Jerman. Bahkan dia sempat meyakinkan kami dengan menceritakan keajaiban para mahasiswa hafidz Qur'an dari Mauritania yang kuliah di Jerman.

Mereka sulit dikalahkan oleh mahasiswa dari manapun termasuk dari Jerman, dan selalu meraih nilai tertinggi, khususnya di beberapa jurusan seperti kedokteran, matematika, dan computer science. Masya Allah tabarakallah, keajaiban yang luar biasa.

Ditengah-tengah proses rencana keberangkatan anak saya ke Jerman, alhamdulillah anak saya diterima di Universitas Islam Madinah. Ajaibnya lagi, setelah itu dia juga ditawari oleh Rektor UI dan dipersilahkan mengambil jurusan yang diinginkan dan kuliah gratis. Kami sekeluarga benar-benar bersyukur dan tersentak dengan keajaiban-tersebut...

Masya Allah laa quwwata illa billaah. Alhamdulillah saat ini anak kami sudah mulai menjalani kuliah di Universitas Islam Madinah. Alhamdulillahirobbil'aalamiin.

Semoga cerita ini menjadi penyemangat kita semua untuk mendukung & mendorong anak-anak kita menghafal & mencintai Al Qur'an, dan pada saatnya nanti Allah takdirkan anak-anak kita sebagai pembaharu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, berlandaskan Al Qur'an dan as sunnah, insya Allah.

Apapun keahlian dan profesinya, Al Qur'an & as sunnah pedoman utama hidupnya. Semoga anak-anak kita meraih sukses dan  kemuliaan fiddunia wal akhirat dengan Al Qur'an. Semoga bermanfaat.

---

Sumber: https://www.facebook.com/bunda.achrita/posts/10205381682021516

Menurut yang bersangkutan (Bunda Achrita) kisah ini bersumber dari group orang tua DQM (pesantren Darul Quran Mulia, Gunung Sindur, Bogor)

*Hamilul Quran telah mengedit tulisan ini agar mudah dibaca.

Komentar

  1. Masya Allah... semoga juga sukses di akhirat kelak Bu, Aamiin yaa Robbal Alaamin

    BalasHapus
  2. Masya Allah tabarakallah jadi terharu semoga anak-anak kami bisa seperti anak beliau aamiin Allahuma aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Betta Quran: Mulhaqot Mad Thabi'i - Mad Thabi'i Harfi

Catatan Tajwid: Jangan Salah Membaca Basmalah