Ustadz Abu Qawwam: Guru Qur’an Yang Baik Adalah Pendengar Yang Hebat (Bagian 3)

Menjadi guru Al-Qur’an adalah belajar menjadi pendengar yang baik.

Anda didatangi orang dengan beragam jenis dan macamnya.

Dari balita sampai kakek nenek.

Dari anak sekolahan sampai dosen.

Dari pengangguran sampai pemilik perusahaan.

Dari artis sampai guru agama.

Dari rakyat sipil sampai seorang jenderal.

Semuanya berharap sama: mereka minta didengarkan!


Maka, jika anda adalah seorang guru Al-Qur’an, buanglah ego jauh-jauh!

Belajarlah bersabar!

Banyaklah mendengar dan menyimak!

Fokus pada kesalahan dan arahkan pada yang benar!

Biarpun mereka banyak salah, terimalah sepenuh hati, karena satu kebenaran yang keluar dari lisannya tetaplah kebenaran. Poin itu yang kita jadikan acuan.

Kalau sekarang dia bosan, berikanlah do’a: semoga esok atau lusa akan mau belajar lagi. Dan dengarkanlah biarpun dia salah lagi di bacaan yang dulu pernah lulus diuji. Karena telinga kita memang ditugaskan untuk mendengarkan.

"Menjaga Al-Qur’an" yang bisa kita lakukan adalah memastikan murid-murid kita membaca dengan benar seperti kita diajarkan membaca benar oleh guru-guru kita. Jika kita tidak mau mendengarkan mereka lagi (entah karena bosan, marah, kesal dll), lalu siapa yang akan membenarkan bacaan mereka nanti?

Padahal tidak selamanya murid kita hanya menjadi murid. Esok atau lusa mereka akan menjadi guru. Jika kita biarkan kesalahan mereka karena kita tidak mau mendengarkan, bagaimana jika esok mereka mengajarkan kesalahan kepada murid-murid mereka?

***

Janganlah jadi guru Al-Qur’an yang pemarah!

Kita bukan tipikal orang seperti itu! Tidak boleh ada tahdzir dalam halaqoh Al-Qur’an! Tidak boleh ada murid yang di-blacklist atau dipecat! Maafkanlah dan berlapang-dadalah!

Satu murid teramat berharga. Siapa tahu ia menjadi jalan kita menuju surga. Jangan sampai jalan itu tertutup karena kita kesal mendengar bacaan yang tidak fasih atau hafalan yang tidak lancar. Atau bahkan adab yang kurang baik.

Target kita bukan sekadar membuat mereka hafal sebanyak mungkin, melainkan bertahan dengan Al-Qur’an dan mencintainya selamanya!

Kalau kita tidak bersabar, akhlak apa yang akan mereka pelajari dari kita selain “tidak memaafkan”? Lantas apa yang akan mereka ajarkan pada murid-murid mereka?

Menjadi guru Al-Qur’an pada hakikatnya adalah belajar menjadi pendengar yang hebat.

Tulisan Ustadz Abu Qawwam: https://www.facebook.com/abuqawwam/posts/10207876814212031

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Betta Quran: Mulhaqot Mad Thabi'i - Mad Thabi'i Harfi

Catatan Tajwid: Jangan Salah Membaca Basmalah